Supreme Magician: Book 1, Chapter 1



Chapter 1 - Repotnya Hidup Sebagai Buron

Namaku Ryan.

Jika kau bertemu denganku kali ini panggil lah aku dengan nama itu. Karena itu adalah namaku hari ini. Memang kemarin namaku adalah Bernard. Dan kemarin lusa namaku Gerald. Lalu kemarinnya lagi namaku Steve.

Tapi itu masa lalu.

Hari ini namaku Ryan.

Sudah satu tahun aku mengganti namaku setiap hari. Sudah lupa aku namaku saat datang ke kerajaan ini. Tapi mungkin kalau membaca koran aku akan mengingatnya lagi. Namaku yang mereka anggap asli ada di mana-mana.

Terutama di papan pengumuman. Wajah dan namaku ditempel di seluruh penjuru negeri.

Dengan tulisan ‘WANTED’ tertera lebar berwarna merah.

Memang, walau setiap hari mengganti nama dan setiap minggu mengubah wajahku, mereka selalu datang. Para Bounty Hunter yang tergiur dengan upah buronku dengan harga 200 juta gold rata-rata memiliki item yang bisa membaca track rune yang enam bulan lalu ditaruh nenek Gold-cloak Magician. Harga upah itu sudah hampir separuh harta kekayaan kerajaan.

Kau bisa mengatakan kalau aku adalah musuh Kerajaan Golden Wing nomor satu.

Jangan bilang kalau penyamaranku sia-sia. Aku masih butuh makan di warung dan membeli kebutuhan sehari-hari. Orang biasa tak akan bisa membedakan penyamaranku. Aku hanya was-was jika mendapati bounty hunter atau prajurit kerajaan yang mendekat.

Minggu ini aku menghitung dua ratus enam belas bounty hunter yang melacak keberadaanku.

Dan minggu ini aku sudah membunuh dua ratus enam belas orang.

“Bounty hunter tadi dari kerajaan sebelah,” aku membaringkan tubuh di bawah pohon rindang setelah menaruh shield formation yang cukup kuat untuk menahan serangan mendadak. “Kalau mereka gak mengirim orang nomor satu, maka daftar aksi kriminalku bakal numpuk terus. Kapan aku bisa hidup tenang?”

*Shrkk shrkk shrkk*

“Hmm?”

Seekor kelinci keluar dari semak-semak.

“Hehe, kelinci lucu, sini, sini...”

Aku menyalurkan mana ke spatial ring-ku dan mengeluarkan sayuran hijau yang kubeli kemarin dari dalam ruang buatan. Kemudian aku melambai-lambaikannya ke arah kelinci itu.

“Sini, sini. Ini makanan enak. Sini, sini.”

Kelinci itu memiringkan kepalanya. Mungkin dia bingung. Dan mungkin juga dia lapar. Aku mengeluarkan sayuran lain dari spatial ring. Kelinci itu kemudian melompat-lompat kecil ke arahku.

“Makanan enak... makanan enak...”

Sambil melambai-lambaikan sayuran, aku tak bisa menahan senyumku. Kelinci itu melompat-lompat tanpa curiga. Lalu setelah sekitar tiga meter mendekat ke arahku, tiba-tiba kelinci dengan bulu berwarna coklat itu terbakar api.

“Hehehe, daging kelinci... makan enak hari ini aku.”

Kelinci itu terkejut dan ingin lari menjauh dariku. Tapi aku menaruh layar shield baru dan kepalanya membentur dinding yang tak terlihat. Sambil terbakar, ia meronta-ronta. Erangan terdengar dari mulut kelinci itu.

Aku memadamkan apinya ketika gerakannya melambat. Kemudian kupegang lehernya. Bulunya sudah terbakar hangus, dan masih terasa panas. Tapi aku sudah menguasai fire magic semenjak usia sembilan tahun. Dibakar hidup-hidup pun terasa hangat bagiku.

Aku membuat pisau tajam dari tekanan udara dengan wind magic-ku. Kukuliti kelinci itu. Kemudian isi perutnya kukeluarkan dan dagingnya kucuci bersih dengan air yang kubuat dengan water magic. Setelah dagingnya bersih dan kulumuri dengan garam, aku membuat api unggun dan memanggang kelinci itu dengan gembira.

“Bulan ini belum masuk musim memburu jadi aku beruntung dapat daging kelinci di sini. Bahkan di pasar pun dapat daging saat ini susah sekali. Masih kurang rempah-rempah bumbunya tapi gak niat aku balik ke kota. Orang-orang bodoh itu masih menungguku di sana dan aku malas bunuh orang hari ini.”

Api yang kubuat dengan fire magic-ku lebih kuat dari fire magic penyihir biasa. Dan saat aku membuat desain untuk fire rune-ku waktu itu, aku membayangkan api untuk memanggang daging. Waktu itu aku masih muda, jadi banyak ide konyol saat aku membuat magic rune.

Sampai saat ini aku masih berterima kasih kepada diriku saat muda dulu. Fire magic ini sangat berguna bagiku, lidahku, dan perutku. Daging yang kupanggang pun lebih cepat matang dan bumbu lebih meresap dari biasanya. Kuusap air liurku yang menetes dari tepi mulut, karena aroma daging yang dipanggang mulai terasa.

*Shrkk shrkk shrkk*

“Hmm? Kelinci lagi?”

Tiba-tiba, dari arah semak-semak kelinci tadi keluar, sebuah bola api meluncur ke arahku.

“Sialan!”

Beruntung aku sudah memasang shield formation tadi. Bukan hanya shield magic biasa, ini adalah formasi sihir kuat yang bisa menahan serangan Gold-cloak Magician mana pun.

Bola api itu meledak saat menyentuh shield formation-ku. Tetapi aku merasakan sesuatu yang aneh dari dalam bola api itu.

“Light magic di dalam fireball! Bounty hunter kali ini bukan kelas teri!”

Aku tak melompat panik melihat serangan gabungan itu. Karena daging kelinci yang kupanggang hampir matang. Jadi aku menunggu sebentar lagi.

Cahaya di dalam bola api itu pelan-pelan menelan energi mana dari apinya. Apa yang terjadi jika light magic digabung dengan fire bagic?

Akan tercipta fusion magic: lightning elemental!

Lidah api dari ledakan fireball itu terbalut oleh cahaya yang tadinya diselipkan dalam fireball itu. Kemudian berubah menjadi aliran listrik yang langsung melemahkan shield formation-ku.

Serangan dadakan yang menyembunyikan kekuatan aslinya. Jika aku tidak memasang shield formation itu dan menerimanya secara langsung, barangkali aku akan tertipu dan tak menggunakan mana yang cukup untuk menahan serangan lightning magic yang akan datang kemudian. Dan jika serangan magic itu bukan dari penyihir kelas teri, maka aku bisa terluka.

Tidak terluka sampai serius tapi aku benci merasakan rasa sakit! Pernah dulu kakiku keseleo karena disergap dari gelap oleh dua Gold-cloack Magician, dan jalanku pincang selama satu minggu.

“Siapa di sana? Jangan keluar, tunggu dagingku matang dulu!”

Teriakku ke arah semak-semak itu.

“Siapa yang peduli dengan dagingmu. Kau akan mati hari ini!”

Suara seorang gadis terdengar lembut walau pun ia berteriak.

“Gak sopan! Apa kamu gak tau kalau sekarang sedang susah nemu daging di pasar?” Seruku ke arah suara itu.

Kemudian, ada empat sosok yang keluar dari semak-semak itu. Mereka semua berjubah perak. Silver-cloak Magician, satu tingkat di bawah Gold-cloak Magician. Jubah mereka semua bertudung dan menutupi kepala mereka. Bahkan aku tak bisa melihat wajah mereka yang disembunyikan dalam bayangan tudung-tudung itu.

Tak heran jika salah satu dari mereka bisa menggunakan fusion magic. Bounty hunter kali ini cukup merepotkan juga.

“Hehe, empat Silver-cloak, kalian bukan dari Golden Wing Kingdom. Tapi sayang mereka yang pengen aku mati pasti mati duluan di tanganku.”

Tentu aku mengintimidasi mereka sebelum mereka sempat membuatku kerepotan. Aku selalu melakukannya pada bounty hunter yang datang tapi tak ada dari mereka yang mendengar peringatanku. Dan sekarang semua dari mereka sudah mati.

“Kau sudah membunuh ratusan ribu prajurit kerajaan dan puluhan ribu warga asing. Kematianmu akan membawa damai di negeri ini. Bagaimana pun juga hari ini kau yang harus mati.”

Suara gadis itu masih terdengar namun bukan dari empat Silver-cloak Magician yang berdiri di depanku.

“Kalau mereka tak ada niat membunuhku maka mereka pasti masih hidup sekarang. Sudah kubilang dari awal jangan nekat di depanku. Tapi otak mereka semua sedang konslet oleh uang reward. Apa boleh buat!”

“Kau adalah iblis nomor satu negeri ini. Bukan, nomor satu di dunia ini! Bahkan semua uang itu tak akan cukup untuk membalas jasa membunuh iblis sepertimu!”

*Zzzzzrrrttttt*

Aliran listrik muncul dari arah semak. Keempat Silver-cloak Magician itu pun mengarahkan telunjuk mereka ke arahku, sambil merapal mantra dan ikut mengeluarkan lightning magic bersamaan dengan gadis yang bersembunyi di semak belukar.

*Zzrrrtt* *Nnngggg* *BOOOMM!!!*

Setelah lightning magic ke lima penyihir itu bersatu dan mencoba mengalahkan shield formation-ku, sebuah ledakan terjadi.

Ledakan itu terpicu karena gesekan antara energi mana pada shield formation dan energi mana dari aliran listrik sudah mencapai batasnya. Serangan mereka terputus dan formasi pelindungku perlahan-lahan runtuh.

Kuayunkan tanganku dari bawah ke atas sambil melambaikan mana dan membuat shield formation baru. Lalu kulihat keempat Silver-cloak Magician itu terdiam menatapku sambil meminum ramuan untuk mengisi kembali mana mereka.

Aku tersenyum dan kembali fokus memanggang daging kelinciku.

“Seberapa besar kapasitas mana-nya? Iblis itu melempar shield magic yang sangat kuat seperti dia melempar uang receh!”

“Kita berlima sudah menggabungkan lightning magic kita dan hampir menggunakan seluruh mana kita, tapi hanya bisa menghancurkan satu shield magic-nya saja! Entah berapa kali kita bisa bertahan, mungkin kita harus menggunakan artifact untuk bisa menang.”

Aku mendengar empat Silver-cloak itu berdiskusi dengan serius. Bagi mereka, ini adalah situasi hidup dan mati. Seperti masa depan mereka akan terbentuk dari kejadian siang ini.

Dan aku hanya bersiul sambil memutar-mutar daging kelinciku di atas api buatan.

Kemudian terdengar suara berisik dari dalam semak. Aku menoleh, dan kulihat sebuah sosok berjubah biru muncul. Sosok itu lebih pendek daripada yang lain, dan dadanya yang timbul menjelaskan bahwa ia adalah satu-satunya wanita di kelompok itu. Ia adalah penyihir tingkat Blue-cloak Magician, satu tingkat di bawah keempat temannya.

“Putri Jasmine! Kalau kita gak serius dari awal bisa-bisa kita bakal kalah karena kehabisan mana. Dia terlalu kuat!”

“Beda sekali dengan informasi yang kita dapatkan! Kita tak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Mumpung dia lagi lengah, gunakan artifact itu sekarang juga!”

Mereka berbisik kepada gadis yang bernama Putri Jasmine. Jarak mereka denganku cukup jauh, jadi mereka mengira suara mereka tak akan terdengar olehku. Tapi mereka tak tahu aku telah menguasai sebuah rune dari wind magic khusus untuk mendengar suara dari jauh. Aku mendesain rune ini saat berusia empat belas tahun dan waktu itu hampir setiap malam minggu menggunakannya di tempat sepi yang sering dikunjungi anak muda.

“Pangeran Bunckey, Pangeran Thygawatt, aku mengerti keresahan kalian. Tapi bukankah kita belum mengeluarkan rune dan spell formation terkuat kita? Shield magic-nya mungkin terlalu kuat, tapi jika dia diam di situ seperti orang tolol, tak mungkin kekuatan gabungan kita berlima tak bisa menghancurkannya!”

“Jadi apa kita tak akan menggunakan artifact itu?” Tanya seorang yang lain.

“Artifact ini terlalu berharga bagi keluarga kerajaanku. Aku meminjamnya tanpa sepengetahuan ayahku, dan sebisa mungkin aku ingin mengembalikannya tanpa ada yang tahu. Mungkin kerajaan kalian berlima juga sudah mendengar ceritanya, hanya bisa digunakan sekali dalam seratus tahun!”

“Oh, jadi artifact luar biasa yang kamu bilang dari awal itu...”

“Mn,” gadis itu mengangguk. “Karena itu, kalian mengerti kan mengapa aku tak bisa menggunakan artifact ini seenaknya. Mari kita keluarkan semua kekuatan kita, dan jika ujungnya kita tak berhasil dan tak ada pilihan lain, aku akan menggunakan artifactnya dan menghabisi nyawa si iblis saat itu juga!”

Keempat penyihir yang lain mengangguk setuju. Kemudian mereka semua menoleh ke arahku.

“Iblis! Kamu gak bakal bisa hidup untuk melihat matahari terbenam sore nanti!” Bisik gadis berjubah biru itu dalam hati.

Mereka kemudian menulis rune di tanah dengan staff mereka. Aku hanya menonton sambil menikmati daging kelinciku yang baru matang.

“Spell formation, kah? Mereka menggambar rune bersama-sama untuk menyalurkan mana ke satu titik terus mengeluarkan serangan magic gabungan. Yang tadi juga gabungan tapi rapal lightning magic saling pisah jadi lebih lemah daripada yang ini.”

Aku diam termenung sesaat. Sejak awal aku menyadari kelima penyihir ini adalah anak-anak muda yang tak lebih tua dari 25 tahun. Semuda itu sudah menjadi Silver-cloak Magician bisa dibilang jenius. Tapi jenius mana pun jika terlalu cepat meraih level maka fondasinya tak akan cukup padat. Mereka sama sekali bukan ancaman.

Mungkin kalau melawan empat Silver-cloak Magician berpengalaman, aku harus sedikit lebih serius. Karena aku tak akan pernah tahu bila orang-orang berpengalaman akan melakukan hal yang merepotkan seperti saat Gold-cloak Magician waktu itu menaruh track rune sebelum dia kabur dari cengkramanku, yang membuat bounty hunter terus menerus datang seperti semut yang menemukan aroma gula. Tapi setelah menyadari lawanku adalah anak-anak bocah, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Kecuali jika mereka menggunakan artifact yang mereka bilang tadi.

Aku tak tahu artifact mana yang akan digunakan. Tapi menurut pengalamanku, seorang penyihir tak bisa dianggap remeh jika menggunakan artifact selemah apa pun dia. Terutama artifact yang hanya bisa digunakan seratus tahun sekali.

Yap. Aku tak bisa meremehkan mereka saat ini. Jadi aku menaikkan kekuatan shield formation-ku dari sepuluh persen ke tiga puluh persen kekuatan utamanya. Shield formation itu pun mulai menunjukkan bentuknya yang bulat dan berwarna ungu, walau pun masih terlihat transparan.

Sudah lama sekali aku tak menggunakan sihir sekuat ini. Hadeehhh... kalau tidak diurus besok pasti badanku pegal-pegal selama tiga hari...

“Wahai iblis!” panggil gadis itu kepadaku. “Kau mungkin masih tak cukup lama menghantui tanah kerajaanku. Tapi aku tahu keberadaan menjijikkan sepertimu itu adalah hama yang telah lama merusak dunia ini. Hari ini, kami akan membuat kontribusi kepada umat manusia dengan melenyapkan hidupmu dari muka bumi ini!”

Aku hanya bisa tersenyum pahit. Suara gadis ini masih terdengar manis walau hawa membunuh terasa di setiap kalimatnya. Mendengar ucapannya, aku tahu gadis ini sudah lama memiliki fantasi terhadapku. Sayang sekali fantasi itu tak seperti yang kuharapkan... kalau tidak aku sudah mengejarnya untuk menjadikannya istri.

“Kawan-kawan, melihat shield magic iblis ini semakin kuat, aku punya saran untuk memodifikasi sedikit serangan gabungan kita.”

Tiba-tiba seorang dari Silver-cloak itu berkata.

“Oh, Pangeran Takhylalad, apa kau berpikir kekuatan kita semua terlalu lemah dibandingkannya?”

“Bukan begitu maksudku, Putri Jasmine. Untuk menghemat mana kita, ketimbang kita menerobos paksa shield magic itu, lebih baik kita memikirkan cara lain untuk mengalahkannya. Jika kita semua menggunakan kekuatan mentah saja, walau pun kita bisa menghancurkan shield magic orang itu, maka dia bisa saja membuatnya lagi. Kalau begitu terus keadaannya, yang terjadi nanti kita bakal terpaksa menggunakan artifact Putri Jasmine untuk mengalahkannya.”

“Memang ada cara lain? Yang hanya kita bisa lakukan sekarang hanyalah mengeluarkan semua tenaga kita!”

“Pangeran Shandal Jaypitt, kau benar sekali. Aku tak bisa memikirkan cara lain selain menggunakan artifact untuk benar-benar bisa mengalahkannya.”

“Pangeran Bunckey, Pangeran Thygawatt, Pangeran Shandal Jaypitt, Putri Jasmine... kalian semua tahu kan teknik rahasia dari kerajaanku untuk bisa mengirim benang jiwa ke hewan buas dan mengendalikannya?”

Yang lain mengangguk.

“Bagaimana kalau kubilang... teknik itu memiliki tingkatan yang lebih tinggi lagi, yang hanya bisa digunakan oleh keturunan murni keluarga kerajaanku?”

“Pangeran Takhylalad, apa maksudmu teknik itu cukup kuat untuk bisa mengalahkan iblis itu? Apa kau bisa menggunakannya?”

Silver-cloak itu mengangguk dalam tudungnya. “Aku mengerti sedikit, tapi cukup untuk bisa menaruh benang jiwaku ke dalam rune gabungan kita... dan mengendalikan spell formation ini!”

Mendengar itu semuanya terdiam takjub. Mereka tak pernah mendengar teknik sehebat itu. Tapi aku merasa familiar. Aku mengingat pernah membuat teknik untuk bisa mengendalikan mana yang sudah menjadi rune dan sihir lainnya, bahkan bisa sampai mengendalikan jiwa manusia. Kemudian aku mengingat juga empat ratus tahun yang lalu aku kalah judi dan memberikan teknik itu kepada seorang petani... dan tak lama kemudian aku mendengar kabarnya telah berhasil membangun kerajaan bernama Kerajaan Takhylalad.

“Jadi kau benar-benar bisa menemukan cara untuk mengalahkannya?” tanya gadis yang disebut Putri Jasmine itu.

“Mungkin tak bisa mengalahkannya secara langsung. Tapi di setiap shield magic, pasti ada celah walau pun kecil. Jika kita melepaskan rune magic biasa maka sihir kita tak akan bisa melewati celah itu. Tapi jika aku mengendalikannya, kuyakin separuh dari kekuatan serangan spell formation kita bisa melewati celah itu dan melukainya!”

Mendengar itu, aku hanya bisa mendesah dalam hati. Anak muda bernama Pangeran Takhylalad itu sangat percaya diri untuk bisa melukaiku. Dan aku pun melihat ke empat bocah yang lain menjadi tambah semangat dibuatnya.

Di sisi lain, aku mengerti jika aku melukai para pangeran dan putri kerajaan ini, maka semakin banyak orang yang akan mengejarku.

Haahhh...

Repotnya hidup sebagai buron...

<<PREVIOUS CHAPTERNEXT CHAPTER>>